MAKALAH SURVEY LAPANGAN BIOSTATISTIK DAN P2M WILAYAH KERJA PUSKESMAS TUMINTING KELURAHAN MAASING
MAKALAH
SURVEY LAPANGAN BIOSTATISTIK DAN P2M
WILAYAH
KERJA PUSKESMAS TUMINTING
KELURAHAN
MAASING
OLEH
MELKIFO
RAFLES UNSO
15111101313
4E
DOSEN
Dr.
OKSFRIANI JUFRI SUMAMPOW, SPi, M.Kes
FAKUTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2017
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmatNya kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Survey Lapangan Biostatistik Dan P2m Wilayah Kerja Puskesmas Tuminting Kelurahan Maasing “ tepat pada waktunya. Dalam menyusun, isi dari makalah ini kami dapatkan dari berbagai sumber diantaranya dari internet, buku-buku, survey dan observasi lapangan yang digunakan untuk menunjang kelengkapan isi dari makalah kami. Namun, kami menyadari dalam makalah kami ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami membutuhkan kritik dan saran dari dosen mata kuliah untuk membantu dalam memperbaiki makalah kami.
Semoga makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata kami ucapkan terimakasih.
Manado, Mei 2017
Penyusun
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Derajat kesehatan dipengaruhi
oleh banyak faktor yaitu : lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan
keturunan. Faktor lingkungan dan perilaku sangat mempengaruhi derajat
kesehatan. Termasuk lingkungan yaitu keadaan pemukiman/perumahan, tempat kerja,
sekolah dan tempat umum, air dan udara bersih, teknologi, pendidikan, sosial
dan ekonomi. Sedangkan perilaku tergambar dalam kebiasaan sehari-hari seperti
pola makan, kebersihan perorangan, gaya hidup, dan perilaku terhadap upaya
kesehatan (Depkes RI, 2009).
Upaya pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan diwujudkan dalam
suatu wadah pelayanan kesehatan, yang disebut sarana
atau pelayanan kesehatan (health service). Sarana Pelayanan Kesehatan merupakan
tempat penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan yang dapat
digunakan untuk praktik kedokteran atau kedokteran gigi (Handa,
2004). Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) sebagai salah satu sarana
pelayanan kesehatan di tingkat dasar, diharapkan memberikan pelayanan
kesehatan yang bermutu, memuaskan, sesuai standar dan etika profesi.
Puskesmas merupakan unit pelaksana tehnis (UPT) dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di satu atau sebagai
wilayah Kecamatan (Kemenkes, 2004).
Dengan mengetahui
fungsi pelayanan kesehatan Puskesmas yang bertempat tinggal di sekitar
masyarakat, sebagai membina peran serta masyarakat dalam meningkatkan kemampuan
untuk hidup sehat, memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan
terpadu, masalah keluarga berencana, KIA, kesehatan gigi, usaha peningkatan
gizi, pemberantasan penyakit menular, laboratorium (diupayakan tidak lagi
sederhana), kesehatan usia lanjut, seharusnya masyarakat memanfaatkan sarana
pelayanan kesehatan (puskesmas) agar jika ada anggota keluarga yang mengalami
masalah kesehatan atau sakit segera ke Puskesmas setempat untuk mendapatkan
pencegahan dan pengobatan untuk meminimalisir angka komplikasi dan kematian.
Upaya
pengendalian dan pemberantasan penyakit menular dapat terlaksana dengan baik
apabila masyarakat sebagai pengguna layanan kesehatan mengetahui fungsi
Puskesmas di sekitar tempat tinggalnya selain itu terselenggaranya pelayanan
kesehatan yang baik dan memadai juga berperan penting dalam upaya pengendalian
dan pemberantasan penyakit menular di masyarakat seperti halnya TBC, Diare,
DBD, dll. Kerjasama antara masyarakat dengan institusi penyedia layanan
kesehatan seperti Puskesmas harus ditingkkatkan lagi agar segala rencana
pengendalian dan pemberantasn penyakit menular dapat terealisasi.
Puskesmas Tuminting adalah salah satu institusi
penyedia layanan kesehatan yang ada di wilayah kerja Kecamatan Tuminting yang
menaungi setidaknya 10 kelurahan di wilayah kerjanya. Kelurahan-kelurahan yang
dimaksud ialah:
1.
Kelurahan
Maasing
2.
Kelurahan Bitung
Karangria
3.
Kelurahan
Kampung Islam
4.
Kelurahan Mahawu
5.
Kelurahan
Sindulang Satu
6.
Kelurahan
Sindulang Dua
7.
Kelurahan
Sumompo
8.
Kelurahan
Tuminting
9.
Kelurahan
Tumumpa Satu
10. Kelurahan Tumumpa Dua
1.2
Rumusan Masalah
1.
Apakah ada
hubungan antara antara Waktu Tempuh Dari Rumah Ke Fasilitas
Kesehatan Yang Di Kunjungi dengan Banyak Kunjungan Ke Puskesmas?
2.
Apakah ada hubungan antara Pendidikan dengan
Mencuci Tangan Sebelum Makan/Sesudah BAB?
3.
Apakah ada hubungan antara Pendidikan dengan
Pekerjaan dengan Mencuci Tangan Sebelum Makan/Sesudah BAB?
1.3 Tujuan
1.
Untuk mengetahui
apakah ada hubungan antara antara Waktu Tempuh Dari Rumah Ke Fasilitas
Kesehatan Yang Di Kunjungi dengan Banyak Kunjungan Ke Puskesmas?
2.
Untuk mengetahui
apakah
ada hubungan antara Pendidikan dengan Mencuci Tangan Sebelum Makan/Sesudah BAB?
3.
Untuk mengetahui
apakah
ada hubungan antara Pendidikan dengan Pekerjaan dengan Mencuci Tangan Sebelum
Makan/Sesudah BAB?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Korelasi Pearson
|
Correlations
|
|||
|
|
|
WAKTU TEMPUH DARI RUMAH KE FASILITAS KESEHATAN YANG DI KUNJUNGI
|
BANYAK KUNJUNGAN KE PUSKESMAS
|
|
WAKTU
TEMPUH DARI RUMAH KE FASILITAS KESEHATAN YANG DI KUNJUNGI
|
Pearson
Correlation
|
1
|
-.667
|
|
Sig.
(2-tailed)
|
|
.219
|
|
|
N
|
5
|
5
|
|
|
BANYAK
KUNJUNGAN KE PUSKESMAS
|
Pearson
Correlation
|
-.667
|
1
|
|
Sig.
(2-tailed)
|
.219
|
|
|
|
N
|
5
|
5
|
|
Hipotesis :
H0 : Tidak ada hubungan antara Waktu Tempuh Dari Rumah Ke Fasilitas
Kesehatan Yang Di Kunjungi dengan Banyak Kunjungan Ke Puskesmas
H1 : Ada hubugan antara Waktu
Tempuh Dari Rumah Ke Fasilitas Kesehatan Yang Di Kunjungi dengan Banyak
Kunjungan Ke Puskesmas
Berdasarkan Korelasi Person di atas, nilai person’s sebesar – 667
dengan sig. (two tail) sebesar 0,219 sehingga diputuskan Waktu Tempuh Dari
Rumah Ke Fasilitas Kesehatan Yang Di Kunjungi dengan Banyak Kunjungan Ke
Puskesmas tidak berhubungan dan tidak signifikan karena nilai p > 0,05.
Dengan demikian maka hipotesis nol di terima karena tidak ada hubungan dari 2
variabel tersebut.
Alasan
mengapa variabel Waktu Tempuh Dari Rumah Ke Fasilitas Kesehatan Yang Di
Kunjungi dengan Banyak Kunjungan Ke Puskesmas di pilih untuk di uji person
karena kedua variabel tersebut memiliki skala ukur interval, sesuai dengan
syarat uji korelasi person.
2.2 Korelasi Kendall’s tau dan Korelasi Spearman’s
rho
|
Correlations
|
||||
|
|
|
|
PENDIDIKAN
|
MENCUCI TANGAN SEBELUM MAKAN/SESUDAH BAB
|
|
Kendall's
tau_b
|
PENDIDIKAN
|
Correlation
Coefficient
|
1.000
|
.144
|
|
Sig.
(2-tailed)
|
.
|
.761
|
||
|
N
|
5
|
5
|
||
|
MENCUCI
TANGAN SEBELUM MAKAN/SESUDAH BAB
|
Correlation
Coefficient
|
.144
|
1.000
|
|
|
Sig.
(2-tailed)
|
.761
|
.
|
||
|
N
|
5
|
5
|
||
|
Spearman's
rho
|
PENDIDIKAN
|
Correlation
Coefficient
|
1.000
|
.152
|
|
Sig.
(2-tailed)
|
.
|
.807
|
||
|
N
|
5
|
5
|
||
|
MENCUCI
TANGAN SEBELUM MAKAN/SESUDAH BAB
|
Correlation
Coefficient
|
.152
|
1.000
|
|
|
Sig.
(2-tailed)
|
.807
|
.
|
||
|
N
|
5
|
5
|
||
Hipotesis :
H0 : Tidak ada hubungan antara Pendidikan dengan Mencuci Tangan
Sebelum Makan/Sesudah BAB
H1 : Ada hubugan antara
Pendidikan dengan Mencuci Tangan Sebelum Makan/Sesudah BAB
Berdasarkan Korelasi Kendall’s tau di atas , nilai Kendall’s
sebesar 0,144 dengan sig. (two tail) sebesar 0,761 sehingga diputuskan
Pendidikan dan Mencuci Tangan Sebelum Makan/Sesudah BAB tidak berhubungan dan
tidak signifikan karena nilai p > 0,05. Dengan demikian maka hipotesis nol
di terima karena tidak ada hubungan dari 2 variabel tersebut.
Alasan
mengapa variabel Pendidikan dan Mencuci Tangan Sebelum Makan/Sesudah BAB di
pilih untuk di uji Kendall’s tau karena kedua variabel tersebut memiliki skala
ukur ordinal , sesuai dengan syarat uji korelasi Kendall’s tau.
Berdasarkan Korelasi Spearman’s rho di atas , nilai Spearman’s
rho sebesar 0,152 dengan sig. (two tail)
sebesar 0,807 sehingga diputuskan Pendidikan dan Mencuci Tangan Sebelum
Makan/Sesudah BAB tidak berhubungan dan tidak signifikan karena nilai p >
0,05. Dengan demikian maka hipotesis nol di terima karena tidak ada hubungan
dari 2 variabel tersebut.
Alasan
mengapa variabel Pendidikan dan Mencuci Tangan Sebelum Makan/Sesudah BAB di
pilih untuk di uji Spearman’s rho karena kedua variabel tersebut memiliki skala
ukur ordinal , sesuai dengan syarat uji korelasi Spearman’s rho.
2.3 Regresi Sederhana
|
Model Summary
|
||||
|
Model
|
R
|
R Square
|
Adjusted R Square
|
Std. Error of the Estimate
|
|
1
|
.218a
|
.048
|
-.270
|
.617
|
|
a.
Predictors: (Constant), PENDIDIKAN
|
|
|||
|
ANOVAb
|
||||||
|
Model
|
Sum of Squares
|
df
|
Mean Square
|
F
|
Sig.
|
|
|
1
|
Regression
|
.057
|
1
|
.057
|
.150
|
.724a
|
|
Residual
|
1.143
|
3
|
.381
|
|
|
|
|
Total
|
1.200
|
4
|
|
|
|
|
|
a.
Predictors: (Constant), PENDIDIKAN
|
|
|
|
|||
|
b.
Dependent Variable: MENCUCI TANGAN SEBELUM MAKAN/SESUDAH BAB
|
||||||
|
Coefficientsa
|
||||||
|
Model
|
Unstandardized Coefficients
|
Standardized Coefficients
|
t
|
Sig.
|
||
|
B
|
Std. Error
|
Beta
|
||||
|
1
|
(Constant)
|
.714
|
1.792
|
|
.399
|
.717
|
|
PENDIDIKAN
|
.143
|
.369
|
.218
|
.387
|
.724
|
|
|
a.
Dependent Variable: MENCUCI TANGAN SEBELUM MAKAN/SESUDAH BAB
|
|
|||||
Hipotesis :
H0 : Tidak ada hubungan antara Pendidikan dengan Mencuci Tangan
Sebelum Makan/Sesudah BAB
H1 : Ada hubugan antara Pendidikan
dengan Mencuci Tangan Sebelum Makan/Sesudah BAB
Dari
tabel diatas dapat diketahui nilai t hitung 0,387 dengan nilai signifikan sebesar 0,399 ( nilai
p value > 0,05) Maka H0 di terima H1 di tolak yang berarti tidak ada
hubungan yang bermakna antara Pendidikan dengan Mencuci Tangan Sebelum
Makan/Sesudah BAB.
2.4 Regresi
Berganda
|
Model Summary
|
||||
|
Model
|
R
|
R Square
|
Adjusted R Square
|
Std. Error of the Estimate
|
|
1
|
.422a
|
.178
|
-.644
|
.702
|
|
a.
Predictors: (Constant), PEKERJAAN, PENDIDIKAN
|
||||
|
ANOVAb
|
||||||
|
Model
|
Sum of Squares
|
df
|
Mean Square
|
F
|
Sig.
|
|
|
1
|
Regression
|
.214
|
2
|
.107
|
.216
|
.822a
|
|
Residual
|
.986
|
2
|
.493
|
|
|
|
|
Total
|
1.200
|
4
|
|
|
|
|
|
a.
Predictors: (Constant), PEKERJAAN, PENDIDIKAN
|
|
|
||||
|
b.
Dependent Variable: MENCUCI TANGAN SEBELUM MAKAN/SESUDAH BAB
|
||||||
|
Coefficientsa
|
||||||
|
Model
|
Unstandardized Coefficients
|
Standardized Coefficients
|
t
|
Sig.
|
||
|
B
|
Std. Error
|
Beta
|
||||
|
1
|
(Constant)
|
3.338
|
5.086
|
|
.656
|
.579
|
|
PENDIDIKAN
|
-.257
|
.825
|
-.392
|
-.311
|
.785
|
|
|
PEKERJAAN
|
-.122
|
.216
|
-.709
|
-.563
|
.630
|
|
|
a.
Dependent Variable: MENCUCI TANGAN SEBELUM MAKAN/SESUDAH BAB
|
|
|||||
H1 : Adanya hubungan antara
Pendidikan dengan Mencuci Tangan Sebelum Makan/Sesudah BAB.
H2 : Adanya Hubungan antara
Pekerjaan dengan Mencuci Tangan Sebelum Makan/Sesudah BAB.
H3 : Adanya hubungan antara
Pendidikan dengan Pekerjaan dengan Mencuci Tangan Sebelum Makan/Sesudah BAB.
Berdasarkan
data di atas menunjukan nilai signifikan variabel untuk Pendidikan adalah
sebesar 0,785 (p > 0,05 ) Maka Hipotesis 1 di tolak. Artinya variabel
Pendidikan tidak berpengaruh signifikan terhadap Mencuci Tangan Sebelum
Makan/Sesudah BAB. Selanjutnya nilai signifikan variabel untuk Pekerjaan adalah
sebesar 0,630 ( p > 0,05 ) maka
hipotesis 2 di tolak. Artinya variabel Pekerjaan tidak berpengaruh signifikan terhadap
Mencuci Tangan Sebelum Makan/Sesudah BAB.
Berdasarkan
data di atas menunjukan nilai signifikan F sebesar 0,216 ( p < 0, 05) maka
disimpulkan bahwa hipotesis 3 ditolak. Atinya variabel Pendidikan dan Pekerjaan
tidak berpengaruh signifikan terhadap Mencuci Tangan Sebelum Makan/Sesudah BAB.
BAB III
METODE
PENELITIAN
3.1
Jenis Penelitian
Metode
yang digunakan dalam penelitian adalah two
tailed diartikan sebagai pengujian dua arah. Two tailed digunakan untuk
hipotesis yang belum jelas arahnya [apakah positif atau negative]. Contoh
hipotesisnya “terdapat hubungan antara variabel X dengan variable Y”, maka
penelitian ini menggunakan two tailed, karena ara hipotesis belum diketahui.
Atau dengan kata lain tujuan dari penelitian ini hanya untuk mengetahui ada
atau tidak hubungan antara variable X dengan variabel Y.
3.2
Lokasi Penelitian
Kelurahan Maasing, Kecamatan
Tuminting, Kota Manado Sulawesi Utara.
3.3
Sampel
Sampel penelitian ini adalah sebagian masyarakat yang tinggal
di daerah Kelurahan Maasing.
3.4 Cara Pengumpulan Data
Pengumpulan data dari penelitian ini adalah dengan
mewawancarai sebagian warga yang tinggal di daerah Kelurahan Maasing.
3.5 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner.
3.6 Analisis Data
Pengumpulan data kualitatif
yaitu dapat diperoleh dari kuesioner, wawancara. Proses ini berlangsung
terus-menerus selama penelitian berlangsung, bahkan sebelum data benar-benar
terkumpul agar peneliti mendapatkan makna hubungan variabel-variabel sehingga
dapat digunakan untuk menjawab masalah yang dirumuskan dalam penelitian.
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan
data di atas menunjukan nilai signifikan variabel untuk Status Pendidikan
adalah sebesar 0,785 (P > 0,05 ) Maka Hipotesis 1 di tolak. Artinya variabel
Pendidikan tidak berpengaruh signifikan terhadap Mencuci Tangan Sebelum
Makan/Setelah BAB. Selanjutnya nilai signifikan variabel untuk Pekerjaan adalah
sebesar 0,630 ( p > 0,05 ) maka hipotesis 2 di tolak. Artinya variabel Pekerjaan
tidak berpengaruh signifikan terhadap Mencuci Tangan Sebelum Makan/Setelah BAB.
Berdasarkan data di atas menunjukan nilai signifikan F sebesar 0,216 ( p <
0, 05) maka disimpulkan bahwa hipotesis 3 ditolak. Atinya variabel Pendidikan
dan Pekerjaan tidak berpengaruh signifikan terhadap Mencuci Tangan Sebelum
Makan/Sesudah BAB.
DAPTAR
PUSTAKA
www.medkes.net
www.fkmunsrat.ac.id

Komentar
Posting Komentar